pengujian organoleptik
Organoleptik
merupakan suatu metode yang digunakan untuk menguji kualitas suatu bahan atau
produk menggunakan panca indra manusia. Jadi dalam hal ini aspek yang diuji
dapat berupa warna, rasa, bau, dan tekstur. Organoleptik merupakan salah satu
komponen yang sangat penting dalam menganalisis kualitas dan mutu produk, oleh
karena itu dalam tulisan blog ini saya akan menjelaskan apa saja komponen-komponen
dalam organoleptik.
Sebelum saya
melangkah lebih jauh saya ingin menunjukan dan mengingatkan pada gambar yang
sudah kita lihat sejak SMP di pelajaran BIOLOGI yang merupakan alat
penting dalam organoleptik.
PERSIAPAN
UJI ORGANOLEPTIK
A.
PANELIS
Untuk
melaksanakan penilaian organoleptik diperlukan panel yang bertindak
sebagai instrumen atau alat.
Panel adalah
orang atau kelompok yang bertugas menilai sifat atau mutu komoditi berdasarkan
kesan subjektif. Orang yang menjadi anggota panel disebut panelis.
Terdapat
tujuh macam panel dalam penilaian organoleptik, yaitu panel perseorangan, panel
terbatas, panel terlatih, panel agak terlatih, panel tak terlatih, panel
konsumen, dan panel anak-anak.
Masing-masing
penilaian didasarkan pada keahlian dalam melakukan penilaian organoleptik.
·
Panel
Perseorangan
Adalah orang
yang sangat ahli dengan kepekaan spesifik sangat tinggi yang diperoleh karena
bakat atau latihan-latihan yang sangat intensif. Panel perseorangan sangat
mengenal sifat, peranan, dan cara pengolahan bahan yang akan dinilai dan
menguasai metoda-metoda analisis organoleptik dengan sangat baik. Keuntungan
menggunakan panelis ini adalah Kepekaan tinggi, bias dapat dihindari, penilaian
cepat, efisien, dan tidak cepat fatik. Panel perseorangan biasanya
digunakan untuk mendeteksi penyimpangan yang tidak terlalu banyak dan mengenali
penyebabnya. Keputusan yang dihasilkan sepenuhnya hanya seorang saja.
·
Panel
Terbatas
Terdiri dari
3-5 orang yang mempunyai kepekaan tinggi. Panelis ini mengenal dengan baik
faktor-faktor dalam penilaian organoleptik dan dapat mengetahui cara pengolahan
serta pengaruh bahan baku terhadap hasil akhir. Keputusan diambil setelah
berdiskusi diantara angota-anggotanya.
·
Panel
Terlatih
Terdiri dari
15-25 orang yang mempunyai kepekaan cukup baik. Untuk menjadi panelis terlatih
perlu didahului dengan seleksi dan latihan-latihan. Panelis ini dapat menilai
beberapa sifat rangsangan, sehingga tidak terlampau spesifik. Keputusan diambil
setelah data dianalisis secara statistik.
·
Panel Agak
Terlatih
Terdiri dari
15-25 orang yang sebelumnya dilatih untuk mengetahui sifat sensorik tertentu.
Panel agak terlatih dapat dipilih dari kalangan terbatas dengan menguji
kepekaannya terlebih dahulu.
·
Panel Tidak
Terlatih
Terdiri dari
25 orang awam yang dapat dipilih berdasarkan jenis kelamin, suku bangsa,
tingkat sosial, dan pendidikan.
Panel tidak
terlatih hanya diperbolehkan menilai sifat-sifat organoleptik yang sederhana
seperti sifat kesukaan, tetapi tidak boleh digunakan dalam uji pembedaan.
Untuk itu
panel tidak terlatih biasanya terdiri dari orang dewasa dengan komposisi
panelis pria dengan panelis wanita.
·
Panel
Konsumen
Terdiri dari
30 hingga 100 orang à tergantung pada target pemasaran suatu komoditi. Mempunyai sifat yang
sangat umum dan dapat ditentukan berdasarkan daerah atau kelompok tertentu.
·
Panel
Anak-anak
Menggunakan
anak-anak berusia 3-10 tahun. Panelis anak-anak ini dilakukan secara bertahap,
yaitu dengan pemberitahuan atau undangan bermain bersama, kemudian dipanggil
untuk diminta responnya terhadap produk yang dinilai dengan alat bantu gambar
seperti boneka, snoopy yang sedang sedih, biasa dan tertawa.
B.
SELEKSI
PANELIS
·
Wawancara
Wawancara
dilaksanakan dengan tanya jawab atau kuesioner yang bertujuan untuk mengetahui
latar belakang calon termasuk kondisi kesehatannya.
·
Tahap Penyaringan
Untuk
mengetahui keseriusan, keterbukaan, kejujuran, dan rasa percaya diri.
·
Tahap
Pemilihan
Metoda yang
digunakan dalam pemilihan panelis ini dapat berdasarkan intuisi dan rasional,
namun umumnya dilakukan uji keterandalan panelis melalui analisis sekuensial
dengan uji pasangan, duo-trio, dan uji segitiga atau dengan uji rangsangan atau
threshold yang akan diterangkan lebih lanjut.
·
Tahap
Latihan
Bertujuan
untuk pengenalan lebih lanjut sifat-sifat sensorik suatu komoditi dan
meningkatkan kepekaan serta konsistensi penilaian.
·
Uji
Kemampuan
Panelis
diuji kemampuannya terhadap baku atau standar tertentu dan dilakukan
berulang-ulang sehingga kepekaan dan konsistensinya bertambah baik.
Setelah
melewati kelima tahap tersebut diatas maka panelis siap menjadi anggota panel
terlatih.
BEBERAPA HAL
YANG WAJIB DIPERHATIKAN:
1.
Panelis akan
saling mempengaruhi
2.
Panelis
tidak boleh merokok sebelum uji organoleptik (akan mempengaruhi sensitifitas)
3.
Secara umum
pria dan wanita memiliki kesetaraan dalam hal sensitifitas terhadap makanan
4.
Panelis
tidak boleh datang ke tempat test dalam keadaan buru-buru
5.
Panelis yang
sedang flu tidak boleh mengikuti uji organoleptik
6.
Analisis
sensorik membutuhkan konsentrasi yang tinggi, sehingga panelis tidak boleh
terganggu selama pengujian
C. LABORATORIUM PENGUJIAN
Terdiri dari
ruang persiapan (dapur), ruang pencicip, dan ruang tunggu atau ruang diskusi.
Bagian dapur harus selalu bersih dan mempunyai sarana yang lengkap untuk uji
organoleptik serta dilengkapi dengan ventilasi yang cukup. Ruang pencicip
adalah ruangan yang terisolasi dan kedap suara, suhu ruang yang cukup sejuk
(20-250C) dengan kelembaban 65-70% dan mempunyai sumber cahaya yang
baik dan netral.
Ruang
isolasi dapat dibuat dengan penyekat permanen atau penyekat sementara.
Fasilitas pengujian ini sebaiknya dilengkapi dengan washtafel. Sedangkan
ruang tunggu harus cukup nyaman agar anggota panel cukup sabar untuk menanti
gilirannya.
D. PERSIAPAN CONTOH
Penyajian
contoh harus memperhatikan estetika dan beberapa hal seperti berikut:
1.
Suhu
Contoh harus
disajikan pada suhu yang seragam, suhu dimana contoh tersebut biasa dikonsumsi.
Suhu
berpengaruh terhadap pengukuran aroma dan flavor.
2.
Ukuran
Ukuran harus
seragam: Contoh padatan dapat disajikan dalam bentuk kubus, segiempat atau
menurut bentuk asli contoh.
Contoh harus
disajikan dalam ukuran yang biasa dikonsumsi, misalnya penyajian 5-15 gram
contoh untuk sekali cicip.
3.
Kode
penamaan
contoh harus sedemikian rupa sehingga panelis tidak dapat menebak isi contoh
berdasarkan penamaannya.
Umumnya
digunakan 3 (tiga) angka arab atau 3 (tiga) huruf secara acak.
4.
Jumlah
Contoh
Pemberian
contoh dalam setiap pengujian sangat tergantung pada jenis uji yang dilakukan.
Selain itu
kesulitan faktor yang akan diuji juga mempengaruhi jumlah contoh yang akan
disajikan. Sebagai contoh à bila akan diuji contoh dengan sifat tertentu seperti es krim (dikonsumsi
dalam keadaan beku), maka pemberian contoh untuk setiap pengujian tidak lebih
dari 6 (enam) contoh, karena apabila lebih dari jumlah tersebut produk es krim
sudah meleleh sebelum pengujian. Faktor lain yang harus dipertimbangkan adalah
waktu yang disediakan oleh panelis, tingkat ketersediaan produk, dan urutan
penyajian contoh dapat mempengaruhi penilaian panelis terhadap contoh.
Dalam uji
organoleptik dikenal beberapa pengaruh pengujian seperti tersebut di bawah ini:
·
Expectation
error
Terjadi
karena panelis telah menerima informasi tentang pengujian.
·
Convergen
error
Panelis
cenderung memberikan penilaian yang lebih baik atau lebih buruk apabila
didahului pemberian sampel yang lebih baik atau lebih buruk.
·
Stimulus
error
Terjadi
karena penampakan sampel yang tidak seragam sehingga panel ragu-ragu dalam
memberikan penilaian.
·
Logical
error
Mirip dengan
stimulus error, dimana panelis memberikan penilaiannya berdasarkan
karakteristik tertentu menurut logikanya. Karakteristik tersebut akan
berhubungan dengan karakteristik lainnya.
·
Hallo effect
Terjadi
karena evaluasi sampel dilakukan terhadap lebih dari 1 (satu) faktor sehingga
panelis memberikan kesan yang umum dari suatu produk.
·
Efek kontras
Pemberian
sampel yang berkualitas lebih baik sebelum sampel lainnya mengakibatkan panelis
menilai sampel yang berikutnya selalu lebih rendah. Panelis cenderung memberi
mutu yang rata-rata sama.
·
Motivasi
Respon dari
seorang panelis akan mempengaruhi persepsi sensorinya. Oleh karena itu
penggunaan panelis yang terbaik (termotivasi) dengan pengujian akan memberikan
hasil yang lebih efesien.
·
Sugesti
Respon dari
seorang panelis akan mempengaruhi panelis lainnya. Oleh karena itu pengujian
dilakukan secara individual.
·
Posisi bias
Dalam
beberapa uji terutama uji segitiga. Gejala ini terjadi akibat kecilnya
perbedaan antar sampel sehingga panelis cenderung memilih sampel yang ditengah
sebagai sampel paling berbeda.
Melaksanakan
uji organoleptik
- Prosedur pengujian dilaksanakan
sesuai dengan instruksi
- Sampel dianalisa sesuai dengan
rencana prosedur dan kriteria yang telah ditetapkan
14.3.
Mencatat dan melaporkan hasil
- Hasil/respon dilaporkan pada
formisian yang tersedia dengan tepat
- Lembar data responden/panelis
diserahkan kepada petugas yang sesuai
Kebijakan/Prosedur yang
Berkaitan
·
Pekerjaan
dilaksanakan sesuai dengan kebijakan dan prosedur perusahaan/instansi
berdasarkan informasi yang dibutuhkan mencakup informasi spesifikasi produk
maupun penerimaan konsumen.
·
Tujuan
pengujian organoleptik serta informasi yang akan diambil dari pengujian
organoleptik telah ditetapkan berdasarkan kebutuhan perusahaan/instansi.
·
Informasi
tata cara kerja meliputi SOP pengujian, spesifikasi, kriteria analisis
organoleptik dan pelaporan.
·
Analisis
organoleptik dilakukan secara individu atau panel dan diaplikasi pada material/ingredient
dan/atau produk akhir.
Peralatan
dan Fasilitas yang Diperlukan
- Laboratorium organoleptik
dengan fasilitasnya (ruang penyajian, persiapan sampel dan pengujian).
- Kriteria/parameter organoleptik
(penampakan, flavor, aroma dan tekstur).
- Form isian/kuesioner.
- Alat-alat tulis.
Prosedur
Penilaian
Unit ini harus dinilai melalui :
Unit ini harus dinilai melalui :
- Keterampilan dalam memberi
penilaian terhadap sampel uji
- Kesesuaian dalam pemberian
respon sesuai dengan instruksi yang diberikan
- Ketepatan pemberian respon
- Kemampuan penunjang, berupa
jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan lisan dan tertulis yang standar
- Kemampuan untuk menilai sampel
- Kemampuan untuk mengikuti
prosedur pengujian sesuai instruksi
- Kemampuan untuk menyelesaikan
seluruh rangkaian prosedur pengujian
- Kemampuan untuk mengisi data
respon dalam form isian
Pengetahuan
dan Keterampilan Penunjang
Pelaksana uji harus menunjukkan bukti pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan, yaitu :
Pelaksana uji harus menunjukkan bukti pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan, yaitu :
- Pengetahuan prinsip uji
organoleptik meliputi pengertian bagaimana mekanisme proses pengindraan
selama proses pencicipan dan penciuman seperti rasa asam, manis, asin dan
pahit, bagaimana perbedaan tersebut dapat terdeteksi. Juga meliputi proses
deteksi mouthfeel dan penampakan.
- Pengetahuan sistem dan prosedur
uji organoleptik, yang meliputi pengertian penggunaan sampel reference,
peran individu dalam analisis organoleptik dan bagaimana sistem validasi
dalam menganalisa hasil.
- Pengetahuan kriteria spesifik
yang digunakan untuk mengevaluasi bahan/produk dan jenis deskripsi
terkait.
- Pengetahuan tentang efek
personel yang bertugas terhadap kemampuan menganalisis. Meliputi kepekaan
stimulus dan kondisi yang dapat mempengaruhi kejenuhan indra seseorang.
- Pengetahuan kondisi pengujian
yang tepat untuk melaksanakan pengujian organoleptik.
- Pengetahuan tentang komponen
sampel produk/bahan yang berkontribusi terhadap flavor, aroma, penampakan
dan tekstur.
- Pengetahuan tentang hal-hal
yang menyebabkan terjadinya keragaman hasil.
- Pengetahuan tantang prosedur
dan tanggung jawab untuk melakukan recording dan pelaporan informasi uji
organoleptik.
- Pengetahuan uji ambang rasa,
meliputi empat (4) rasa dasar, yaitu : rasa asam, manis, asin dan pahit
Komentar
Posting Komentar