Air sadah
AIR SADAH

Air sadah adalah air yang mengandung ion Ca2+ dan Mg2+
biasanya terbentuk dari garam karbonat atau sulfat. Air sadah mempunyai sifat
yaitu menyebabkan sabun sukar berbuih dan timbulnya sejenis karang dan kerak .
Sabun sukar berbuih karena ion Ca2+ dan Mg2+ mengendapkan sabun. Contoh
reaksinya :
Ca2+ + 2CH3 (CH2)16 COO- (ag) --> Ca (CH3 (CH2)16 COO2) (s)
Ion stearat pada sabun --> Endapan sabun
Ca2+ + 2CH3 (CH2)16 COO- (ag) --> Ca (CH3 (CH2)16 COO2) (s)
Ion stearat pada sabun --> Endapan sabun
Kesadahan merupakan petunjuk kemampuan air untuk membentuk
busa apabila dicampur dengan sabun. Pada air berkesadahan rendah, air akan
dapat membentuk busa apabila dicampur dengan sabun, sedangkan pada air
berkesadahan tinggi tidak akan terbentuk busa. Disamping itu, kesadahan juga
merupakan petunjuk yang penting dalam hubungannya dengan usaha untuk
memanipulasi nilai pH.
Secara lebih rinci kesadahan dibagi dalam dua tipe, yaitu:
(1) kesadahan umum (“general hardness” atau GH) dan (2) kesadahan
karbonat (“carbonate hardness” atau KH). Disamping dua tipe
kesadahan tersebut, dikenal pula tipe kesadahan yang lain yaitu yang
disebut sebagai kesadahan total atau total hardness. Kesadahan total
merupakan penjumlahan dari GH dan KH. Kesadahan umum atau “General
Hardness” merupakan ukuran yang menunjukkan jumlah ion kalsium (Ca++)
dan ion magnesium (Mg++) dalam air. Ion-ion lain sebenarnya ikut
pula mempengaruhi nilai GH, akan tetapi pengaruhnya diketahui sangat kecil dan
relatif sulit diukur sehingga diabaikan.
GH pada umumnya dinyatakan dalam satuan ppm (part per
million/ satu persejuta bagian) kalsium karbonat (CaCO3),
tingkat kekerasan (dH), atau dengan menggunakan konsentrasi molar CaCO3.
Satu satuan kesadahan Jerman atau dH sama dengan 10 mg CaO (kalsium oksida) per
liter air. Kesadahan pada umumnya menggunakan satuan ppm CaCO3,
dengan demikian satu satuan Jerman (dH) dapat diekspresikan sebagai 17.8 ppm
CaCO3. Sedangkan satuan konsentrasi molar dari 1 mili
ekuivalen = 2.8 dH = 50 ppm. Berikut adalah kriteria selang
kesadahan yang biasa dipakai:
- 0 - 4
dH, 0 - 70 ppm : sangat rendah (sangat lunak)
- 4 - 8 dH, 70 – 140 ppm : rendah
(lunak)
- 8 – 12 dH, 140 – 210 ppm :
sedang
- 12 – 18 dH, 210 – 320 ppm : agak tinggi
(agak keras)
- 18 – 30 dH, 320 – 530 ppm : tinggi
(keras)
Dalam kaitannya dengan proses biologi, GH lebih penting peranananya
dibandingkan dengan KH ataupun kesadahan total. Apabila ikan atau
tanaman dikatakan memerlukan air dengan kesadahan tinggi (keras) atau
rendah (lunak), hal ini pada dasarnya mengacu kepada GH. Ketidaksesuaian
GH akan mempengaruhi transfer hara/gizi dan hasil sekresi melalui membran dan
dapat mempengaruhi kesuburan, fungsi organ dalam (seperti ginjal), dan
pertumbuhan. Setiap jenis ikan memerlukan kisaran
kesadahan (GH) tertentu untuk hidupnya. Pada umumnya, hampir semua jenis
ikan dan tanaman dapat beradaptasi dengan kondisi GH lokal, meskipun
demikian, tidak demikian halnya dengan proses pemijahan. Pemijahan
bisa gagal apabila dilakukan pada nilai GH yang tidak tepat.
Kesadahan karbonat atau KH merupakan besaran yang
menunjukkan kandungan ion bikarbonat (HCO3-) dan karbonat
(CO3–) di dalam air. KH sering disebut sebagai
alkalinitas yaitu suatu ekspresi dari kemampuan air untuk mengikat
kemasaman (ion-ion yang mampu mengikat H+). Oleh karena itu, dalam
sistem air tawar, istilah kesadahan karbonat, pengikat kemasaman, kapasitas
pem-bufferan asam, dan alkalinitas sering digunakan untuk menunjukkan hal yang
sama. Dalam hubungannya dengan kemampuan air mengikat kemasaman, KH
berperan sebagai agen pem-buffer-an yang berfungsi untuk menjaga kestabilan pH.
KH pada umumnya sering dinyatakan sebagai derajat
kekerasan dan diekspresikan dalam CaCO3 seperti halnya
GH. Kesadahan karbonat dapat diturunkan dengan merebus air yang
bersangkutan, atau dengan melalukan air melewati gambut. Untuk menaikkan
kesadahan karbonat dapat dilakukan dengan menambahkan natrium bikarbonat (soda
kue), atau kalsium karbonat. Penambahan kalsium karbonat akan menaikan
sekaligus baik KH maupun GH dengan proporsi yang sama.
Mineral yang merupakan sumber primer ion kalsium dalam air
diantara mineral-mineral yang berperan adalah gips, CaSO4.2H2O;
anhidratnya, CaSO4; dolomite, CaMg (CO3)2;
kalsit dan argonite yang merupakan modifikasi yang berbeda dari CaCO3. Air yang mengandung karbon dioksida
mudah melarutkan kalsium dari mineral-mineral karbonat.
CaCO3 + CO2 + H2O Ca2+ + 2HCO3-
Reaksi
sebaliknya berlangsung bila CO2 hilang dari
perairan. karbondioksida yang masuk keperairan melalui keseimbangan dengan
atmosfer tidak cukup besar konsentrasinya untuk melarutkan kalsium dalam
perairan alami, terutama air tanah. Pernafasan mikroorganisma, penghancur bahan
organik dalam air, dan sediment berperan sangat besar terhadap kadar CO2 dan
HCO3- dalam air. Hal ini merupakan faktor penting dalam
proses kimia perairan dan geokimia.
Ion kalsium, bersama-sama dengan
magnesium dan kadang-kadang kesadahan air, baik yang bersifat kesadahan tetap.
Kesadahan sementara disebabkan oleh bikarbonat dalam air dan dapat dihilangkan
dengan jalan mendidihkan air tersebut karena terjadi reaksi:
Ca2+ +2
HCO3- CaCO3 + CO2 + H2O
Sedangkan kesadahan tetap disebabkan
oleh adanya kalsium atau sulfat yang proses pelunakannya melalui
proses kapur – soda abu, proses zeolit, dan proses resin organik. Air sadah
juga tidak menguntungkan/mengganggu proses pencucian menggunakan sabun. Bila
sabun digunakan pada air sadah, mula-mula sabun harus bereaksi terlebih dahulu
dengan setiap ion kalsium dan magnesium yang terdapat dalam air sebelum sabun
dapat berfungsi menurunkan tegangan permukaan. Hal ini bukan saja akan banyak
memboroskan pengunaan sabun, tetapi gumpalan-gumpalan yang terjadi akan
mengendap sebagai lapisan tipis pada alat-alat yang dicuci sehingga mengganggu
pembersihan dan pembilasan oleh air.
Air sadah mengakibatkan konsumsi sabun
lebih tinggi, karena adanya hubungan kimiawi antara ion kesadahan dengan
molekul sabun menyebabkan sifat detergen sabun hilang. Kelebihan ion Ca2+ serta
ion CO32-+ (salah satu ion alkaliniti) mengakibatkan
terbentuknya kerak pada dinding pipa yang disebabkan oleh endapan
kalsiumkarbonat CaCO3. Kerak ini akan mengurangi penampang basah
pipa dan menyulitkan pemanasan air dalam ketel, serta mengurangi daya koagulasi
yang melalui dalam pipa dengan menurunnya turbulensi.
Ion kalsium, Ca2+ mempunyai
kecenderungan relatif kecil untuk membentuk ion kompleks. Dalam kebanyakan
sistem perairan air tawar, jenis kalsium yang pertama-tama larut
yang ada adalah Ca2+, oleh karena itu konsentrasi HCO3-yang
sangat tinggi, pasangan ion, Ca2+ – HCO3- dapat terbentuk
dalam jumlah yang cukup banyak. Hal yang sama dalam air yang kandungan
sulfatnya tinggi pasangan ion Ca2+ – SO42- dapat
terjadi.
Tidak seperti halnya dengan kalsium
yang densitas muatan dari ion Ca2+ relatif
lebih kecil dibandingkan dengan lainnya, maka densitas muatan ion Mg2+ jauh
lebih besar dan ikatan yang lebih kuat dengan air untuk melakukan hidrasi.
Magnesiun dalam air terutama terdapat sebagai ion Mg2+ HCO3- dan
Mg2+ SO42- terjadi bila konsentrasi
bikarbonat dan sulfat yang tinggi.
Mineral-mineral seperti dolomit adalah
paling umum dalam air.
CaMg (CO3)2 +
2 CO2 +2 H2O Ca2+ +
Mg2+ + 4 HCO3-
Pelunakan adalah penghapusan ion-ion
tertentu yang ada dalam air dan dapat, bereaksi dengan zat-zat lain hingga
distribusi air dan penggunaannya terganggu.
Kesadahan dalam air terutama disebabkan
oleh ion-ion Ca2+ dan Mg2+, juga oleh Mn2+,
Fe2+ dan semua kation yang bermuatan dua. Air yang kesadahannya
tinggi biasanya terdapat pada air tanah di daerah yang bersifat kapur.
Sebagai kation kesadahan, Ca2+ selalu
berhubungan dengan anion yang terlarut khususnya anion alkaliniti : CO32- ,
HCO3- dan OH-. Ca2+ dapat
bereaksi dengan HCO3- membentuk garam yang terlarut tanpa
terjadi kejenuhan. Sebaliknya reaksi dengan CO32- akan
membentuk garam karbonat yang larut sampai batas kejenuhan di mana titik jenuh
berubah dengan nilai pH. Bila titik jenuh dilampaui, terjadi endapan garam
kalsium karbonat CaCO3 dan membuat kerak yang terlihat pada
dinding pipa atau dasar ketel. Namun, pada proses pelunakan ini keadaan harus
dibuat sehingga sedikit jenuh, karena dalam keadaan tidak jenuh terjadi reaksi
yang mengakibatkan karat terhadap pipa. Kerak yang tipis akibat keadaan sedikit
jenuh itu justru melindungi dinding dari kontak dengan air yang tidak jenuh
(agresip). Ion Mg2+ akan bereaksi dengan OH- membentuk
garam yang terlarut sampai batas kejenuhan dan mengendap sebagai Mg(OH)2 bila
titik kejenuhan dilampaui.
Ion Ca2+ dan Mg2+ diendapkan
sebagai CaCO3 dan Mg(OH)3 menurut reaksi
keseimbangan kimiawi sebagai berikut :
Mg2+ + 2
OH- Mg(OH)2
Ca2+ + C032- CaCO3
CO32- berasal
dari karbondioksida CO2 dan bikarbonat HCO3- yang
sudah terlarut dalam air sesuai dengan reaksi berikut :
CO2 + OH- HCO3-
HCO3+ + OH- CO32- + H2O
HCO3+ + OH- CO32- + H2O
Kesadahan yang terlalu tinggi akan menambah nilai pH larutan
sehingga daya kerja aluminat tidak efektif karena ion aluminium yang bersifat
amfoter akan mengikuti lingkungannya dimana akan terbentuk senyawa aluminium
yang sukar mengendap. Apabila kesadahan terlalu rendah secara simultan
alkalinitas juga cenderung rendah ini akan mengganggu penyusunan ikatan antara
koloida dengan aluminat dimana gugus hidrofobik koloida akan tetap melayang dan
sukar bereaksi dengan koagulan mengakibatkan massa atom relatif ringan sehingga
sukar mengendap.
Kesadahan ini umumnya dihilangkan menggunakan resin penukar
ion. Resin pelunak air komersial dapat digunakan dalam skala kecil, meskipun
demikian tidak efektif digunakan untuk sekala besar. Resin adalah zat
yang punya pori yang besar dan bersifat sebagai penukar ion yang berasal
dari polysterol, atau polyakrilat yang berbentuk
granular atau bola kecil dimana mempunyai struktur dasar yang bergabung dengan
grup fungsional kationik, non ionik/anionik atau asam. Sering kali resin
dipakai untuk menghilangkan molekul yang besar dari air misalnya asam humus,
liqnin, asam sulfonat. Untuk regenerasi dipakai garam alkali atau larutan
natrium hidroksida, bisa juga dengan asam klorida jika dipakai resin dengan
sifat asam. Dalam
regenerasi itu dihasilkan eluen yang mengandung organik dengan konsentrasi
tinggi. Untuk proses air minum sampai sekarang hunya dipakai resin dengan sifat
anionik.
Resin penukar ion sintetis merupakan
suatu polimer yang terdiri dari dua bagian yaitu struktur fungsional dan matrik
resin yang sukar larut. Resin penukar ion ini dibuat melalui kondensasi phenol
dengan formaldehid yang kemudian diikuti dengan reaksi sulfonasi untuk
memperoleh resin penukar ion asam kuat.
Sedangkan untuk resin penukar ion basa
kuat diperoleh dengan mengkondensasikan phenilendiamine dengan formaldehid dan
telah ditunjukkan bahwa baik resin penukar kation dan resin penukar anion hasil
sintesis ini dapat digunakan untuk memisahkan atau mengambil garam – garam.
Pada umumnya senyawa yang digunakan
untuk kerangka dasar resin penukar ion asam kuat dan basa kuat adalah senyawa polimer
stiren divinilbenzena. Ikatan kimia pada polimer ini amat kuat sehingga tidak
mudah larut dalam keasaman dan sifat basa yang tinggi dan tetap stabil pada
suhu diatas 150oC.
Polimer ini dibuat dengan mereaksikan
stiren dengan divinilbenzena, setelah terbentuk kerangka resin penukar ion maka
akan digunakan untuk menempelnya gugus ion yang akan dipertukarkan.
Resin penukar kation dibuat dengan cara
mereaksikan senyawa dasar tersebut dengan gugus ion yang dapat menghasilkan
(melepaskan) ion positif. Gugus ion yang biasa dipakai pada resin penukar
kation asam kuat adalah gugus sulfonat dan cara pembuatannya dengan sulfonasi
polimer polistyren divinilbenzena (matrik resin).
Resin penukar on yang direaksikan
dengan gugus ion yang dapat melepaskan ion negatif diperoleh resin penukar
anion. Resin penukar anion dibuat dengan matrik yang sama dengan resin penukar
kation tetapi gugus ion yang dimasukkan harus bisa melepas ion negatif,
misalnya –N (CH3)3+ atau gugus lain atau
dengan kata lain setelah terbentuk kopolimer styren divinilbenzena (DVB), maka
diaminasi kemudian diklorometilasikan untuk memperoleh resin penukar anion.
Gugus ion dalam penukar ion merupakan
gugus yang hidrofilik (larut dalam air). Ion yang terlarut dalam air adalah ion
– ion yang dipertukarkan karena gugus ini melekat pada polimer, maka ia dapat
menarik seluruh molekul polimer dalam air, maka polimer resin ini diikat dengan
ikatan silang (cross linked) dengan molekul polimer lainnya, akibatnya
akan mengembang dalam air.
Mekanisme pertukaran ion dalam resin meskipun non
kristalisasi adalah sangat mirip dengan pertukaran ion- ion kisi kristal.
Pertukaran ion dengan resin ini terjadi pada keseluruhan struktur gel dari
resin dan tidak hanya terbatas pada efek permukaan. Pada resin penukar anion, pertukaran
terjadi akibat absorbsi kovalen yang asam. Jika penukar anion tersebut adalah
poliamin, kandungan amina resin tersebut adalah ukuran kapasitas total
pertukaran.
Dalam proses pertukaran ion apabila
elektrolit terjadi kontak langsung dengan resin penukar ion akan terjadi
pertukaran secara stokiometri yaitu sejumlah ion – ion yang dipertukarkan
dengan ion – ion yang muatannya sama akan dipertukarkan dengan ion – ion yang
muatannya sama pula dengan jumlah yang sebanding.
Material penukar ion yang utama berbentuk butiran atau
granular dengan struktur dari molekul yang panjang (hasil co-polimerisasi),
dengan memasukkan grup fungsional dari asam sulfonat, ion karboksil. Senyawa ini akan bergabung dengan ion
pasangan seperti Na+, OH− atau H+. Senyawa ini merupakan struktur yang
porous. Senyawa ini merupakan penukar ion positif (kationik) untuk menukar ion
dengan muatan elektrolit yang sama (positif) demikian sebaliknya penukar ion
negatif (anionik) untuk menukar anion yang terdapat di dalam air yang diproses
di dalam unit “Ion Exchanger”.
Proses pergantian ion bisa “reversible”
(dapat balik), artinya material penukar ion dapat diregenerasi. Sebagai contoh
untuk proses regenerasi material penukar kationik bentuk Na+ dapat
diregenerasi dengan larutan NaCl pekat, bentuk H+ diregenerasi dengan
larutan HCl sedangkan material penukar anionik bentuk OH− dapat
diregenerasi dengan larutan NaOH (lihat buku panduan dari pabrik yang menjual
material ini).
Regenerasi adalah suatu peremajaan,
penginfeksian dengan kekuatan baru terhadap resin penukar ion yang telah habis
saat kerjanya atau telah terbebani, telah jenuh. Regenerasi penukaran ion dapat
dilakukan dengan mudah karena pertukaran ion merupakan suatu proses yang
reversibel yang perlu diusahakan hanyalah agar pada regenerasi berlangsung
reaksi dalam arah yang berkebalikan dari pertukaran ion.
Pada reaksi pemanasan Garam Hidrogen
Karbonat akan mengendap. Kesadahan tetap disebabkan oleh garam selain garam
hidrogen karbonat, seperti CaSO4, CaCl2, MgSO4 dan Mg Cl2. Cara menghilangkan
kesadahan tetap :
A. Proses Soda Kapur
Pada proses ini sadah direaksikan dengan soda Na2CO3 dan kapur Ca(OH)2 sehingga ion Mg2+ dan ion Ca2+ diendapkan. Reaksinya :
Ca(HCO3)2 (ag) + Ca(OH)2 (ag) --> 2CaCO3 (s) + 2H2O (l)
MgSO4 (ag) + Ca(OH2)2 (ag) --> Mg(OH)2 (s) + CaSO4 (ag)
CaSO4 (ag) + Na2CO3 (ag) --> CaCO3 (s) + Na2SO4 (ag)
B. Proses Zeolit
Dengan ini air sadah dialirkan melalui Natrium Zeolit, sehingga ion Ca2+ dan ion Mg2+ akan diikat zeolit, menggantikan ion Na+ membentuk kalsium/magnesium zeolit.
Komentar
Posting Komentar