manfaat dan cara penggunaan pH meter
Ilustrasi ph meter
Keasaman (pH) larutan bisa diukur
kadarnya memakai pH meter. Alat ini dapat menguraikan derajat tingkat
keasaman dengan skala 0 sampai 14. Satuan pH biasa dipakai sebagai indikator
untuk menentukan suatu zat itu bersifat asam atau basa. Jika larutan atau zat
punya derajat keasaman di bawah skala 7, maka disebut asam.Namun, jika skala
menunjukkan angka di atas 7, maka disebut basa. Dalam menentukan asam atau
basa ditentukan oleh komponen hidrogen. Sesuatu yang bersifat asam, konsentrasi
ion hidrogennya lebih besar dibanding ion hidroksida.
Kadar keasamannya bahkan menunjukkan
skala 1 hingga 2. Artinya, larutan ini begitu kuat keasamannya. Hebatnya, HCl
bisa bertahan di dalam tubuh tanpa melepuhkan lambung. Fungsi HCl ini
adalah untuk membunuh kuman yang ikut masuk bersama makanan. Inilah contoh
bahwa keasaman sangat bermanfaat dengan melihat situasi dan kondisi. Pada
percobaan laboratrium, larutan HCL bisa melarutkan logam alumunium. Zat
asam maupun basa punya karakteristik sendiri. Pada asam yang lemah, jika
dirasakan akan terasa masam atau kecut (jawa). Buah jeruk atau minuman yang
asam adalah contoh dari basa lemah.
Zat
basa murni biasanya akan memadat berbenuk kristal. Pada zat basa yang
derajatnya tinggi atau kuat, sama bahayanya dalam membuat luka di kulit. Kalau
dicek dengan kertas lakmus, akan memunculkan warna biru.Pemakaian kertas lakmus
memang bisa mendeteksi derajat keasaman.Namun, kertas ini kurang mampu
memberikan keakuratan dalam pemeriksaan. Keberadaan pH meter bisa menggantikan
fungsi kertas lakmus dengan lebih baik. Pasalnya, pH meter langsung menunjukkan
derajat keasaman dengan penunjukan jarum yang ada alat. Penghitungan dengan pH
meter bisa berlangsung dengan akurat.
Seluk Beluk pH meter
Alat pH meter sebenarnya cukal bakalnya
sudah dimulai sejak lama. Kala itu, di tahun 1906, pH meter sistem elektrik
ditemukan pertama kalim oleh Max Cremer. Cremer mencoba melihat hubungan antara
ion hidrogen dengan arus listrik.
Ternyata,
percobaannya membuah hasil. Cremer melihat terjadi tegangan listrik dari
interaksi aktivitas ion hidrogen yang dihubungkan ke sebuah sel. Dalam
percobaan itu perangkat yang dipakai Cremer adalah gelembung kaca tipis yang
diisi larutan, yang selanjutnya disatukan bersama larutan lain. Dari sinilah,
kemudian tegangan listrik itu muncul. Temuan Cremer menginspirasi Firtz Haber
dan Zygmunt Klemsiewcz. Mereka mengembangkannya dan kemudian tercapai
kesimpulan adanya fungsi logaritma yang dihasilkan oleh gelembung kaca
tersebut.
Akhirnya,
temuan tersebut berkembang dari tahun ke tahun. Arnold Orville Beckman, seorang
asisten profesor Kimia di California Institue of Technology, menemukan cara
yang akurat dan tepat untuk mengukur derajat keasaman. Percobaannya dilakukan
pada jus lemon produksi California Fruit Growers Exchange, yang dikenal membawa
merek Sunkist. Jus tersebut diukur dan didapatkan derajat keasamannya.
Temuan ini lantas
membuat Beckman membawanya ke ranah komersial dan jadilah perusahaan Beckman
Instruments Company, yang sekarang dikenal dengan Beckman Coulter.Tahun 1936,
alat ini dirilis di Amerika Serikat. Sementara itu, di Denmark, alat pH meter
dibuat oleh perusahaan Radiometer dan dijual pada tahun yang sama.
Alat pH meter
mempunyai prinsip kerja mengukur derajat keasaman berdasarkan potensial elektro
kimia yang muncul antara larutan dalam elektroda gelas dengan larutan di luar
elektroda ge;as yang tidak diketahui. Lapisan tipis ada gelembung kaca
bereaksi bersma ion hidrogen kecil namun aktif.
Selanjutnya,
potential of hydrogen terlihat dari situ, yaitu elektroda gelas mengukur
potensial elektrokimia yang keluar dari ion hidrogen. Elektroda pembanding juga
disiapkan agar sirkuit elektrik menjadi lengkap. Yang diukur oleh pH meter
adalah tegangan listriknya, bukan arusnya.
Cara Menggunakan pH meter
Sebelum
menggunakan alat pH meter, terlebih dahulu lakukan proses kalibrasi. Sesuaikan
alat menggunakan standar pH (buffer pH), yaitu larutan dengan nilai keasaman
yang sudah diketahui untuk berbagai tingkatan suhu.
Standar pH punya
nilai yang cenderung konstan atau tetap dan tidak gampang berganti, sehingga
menjadi larutan penyangga pH (buffer pH). Langkah-langkah untuk melakukan
kalibrasi dilakukan dengan cara berikut ini:
- Siapkan
larutan buffer pH diangka pH 7 dan pH 4.
- Buka tutup
plastik elektroda yang ada.
- Bersihkan
elektroda memakai air De Ionisasi (DI) atau air tanpa ion, lalu keringkan
memakai tisu bersih.
- Aktifkan
tombol on/of pada pH meter.
- Elektroda
yang sudah bersih dimasukkan ke dalam larutan buffer dengan pH 7
- Selanjutya,
tekan tombil CAL dua kali yang dilanjutkan memutar elektroda. Tujuannya
agar larutan buffer menjadi homogen.
- Layar display
akan bergerak angka. Tunggulah hingga angka tersebut berhenti bergerak
atau tidak berubah angka lagi.
- Lanjutkan
dengan menekal tom CAL sekali hingga tulisan CAL pada layar display tidak
berkedip lagi.
- Setelah itu,
keluarkan elektroda dari buffer pH 7 dan bersihkan air DI dan keringkan
pakai tisu.
- Lanjutkan
dengan memasukkan elektroda ke dalam larutan buffer yang punya pH 4.
- Tekan tom CAL
dua kali dan putar elektroda agar larutan menjadi homogen.
- Angka pada
display akan bergerak dan tunggu hingga angka diam
- Teruskan
dengan menekan CAL sekali lagi dan biarkan sampai display tulisan CAL
berhenti berkedip.
- Angkat
elektroda dari larutan pH 4, bilas dengan air DI, lalu keringkan memakai
tisu.
- Setelah itu,
Anda akan melihat sebelah bawah pH meter menunjuk angka 7 dan 4. Jika
tampilannya seperti itu, maka proses kalibrasi berhasil dengan buffer pH 7
dan pH 4
Ketika alat pH
meter sudah dikalibrasi, maka sudah bisa digunakan untuk mengukur derajat
keasaman suatu larutan lain yang belum diketahui nilainya. Untuk mengukurnya,
bisa dijelaskan dengan langkah-langkah berikut ini:
- Sediakan
larutan yang akan dicari derajat keasamannya.
- Sebelum
diukur, pastikan suhu larutan itu sama dengan suhu larutan yang
dikalibrasi sebelumnya. Misalnya jika kalibrasi dilakukan dengan suhu
larutan 21 derajat celcius, maka demikian pula pengukuran memakai larutan
dengan suhu yang sama.
- Buka penutup
elektroda, bersihkan dengan air DI, lalu keringkan elektroda memakai tisu.
- Hidupkan pH
meter dan masukkan elektroda ke larutan sampel yang diukur. Lalu, putar
elektroda agar larutan menjadi homogen.
- Teruskan
dengan menekan tombol MEAS untuk mengukur. Sementara itu, pada display
muncul tulisan HOLD yang berkedip. Tunggu saja sampai tulisan berhenti
berkedip.
- Setelah itu,
angka pH akan muncul di layar. Pengukuran selesai dan pH meter bisa
dimatikan.
Begitulah sekilas
tentang alat ini. Perangkat pH meter bermanfaat untuk mengetahui derajat
keasaman zat yang akan berguna saat diperuntukan untuk memperbaiki kualitas
hidup manusia.
Prinsip Kerja pH Meter
Pada prinsipnya pengukuran suatu pH
adalah didasarkan pada potensial elektro kimia yang terjadi antara larutan yang
terdapat di dalam elektroda gelas yang telah diketahui dengan larutan yang
terdapat di luar elektroda gelas yang tidak diketahui. Hal ini dikarenakan
lapisan tipis dari gelembung kaca akan berinteraksi dengan ion hidrogen yang
ukurannya relatif kecil dan aktif. Elektroda gelas tersebut akan mengukur
potensial elektrokimia dari ion hidrogen atau diistilahkan dengan potential of
hidrogen. Untuk melengkapi sirkuit elektrik dibutuhkan suatu elektroda
pembanding. Sebagai catatan, alat tersebut tidak mengukur arus tetapi hanya
mengukur tegangan. Skema elektroda pH meter akan mengukur
potensial listrik antara Merkuri Klorid (HgCl) pada elektroda pembanding dan
potassium chloride (KCl) yang merupakan larutan di dalam gelas elektroda serta
petensial antara larutan dan elektroda perak. Tetapi potensial antara sampel
yang tidak diketahui dengan elektroda gelas dapat berubah tergantung sampelnya.
Oleh karena itu, perlu dilakukan kalibrasi dengan menggunakan larutan yang
equivalent yang lainnya untuk menetapkan nilai pH.
Elektroda pembanding calomel terdiri dari tabung gelas yang berisi potassium kloride (KCl) yang merupakan elektrolit yang berinteraksi dengan HgCl diujung larutan KCl. Tabung gelas ini mudah pecah sehingga untuk menghubungkannya digunakan keramik berpori atau bahan sejenisnya. Elektroda semacam ini tidak mudah terkontaminasi oleh logam dan unsure natrium. Elektroda gelas terdiri dari tabung kaca yang kokoh dan tersambung dengan gelembung kaca yang tipis. Di dalamnnya terdapat larutan KCl yang buffer ph 7. Elektroda perak yang ujungnya merupakan perak kloride (AgCl2) dihubungkan ke dalam larutan tersebut. Untuk meminimalisir pengaruh elektrik yang tidak diinginkan, alat tersebut dilindungi oleh suatu lapisan kertas pelindung yang biasanya terdapat di bagian dalam elektroda gelas. Pada kebanyakan pH meter modern sudah dilengkapi dengan thermistor temperature, yakni suatu alat untuk mengkoreksi pengaruh temperature. Antara elektroda pembanding dengan elektroda gelas sudah disusun dalam satu kesatuan.
Pemeliharaan pH Meter
pH meter harus dirawat secara berkala untuk menjaga umur pakai dari alat tersebut.
Pemeliharaannya meliputi :
- Penggantian batere dilakukan jika pada layer muncul tulisan low battery
- Pembersihan elektroda bisa dilakukan berkala setiap minimal 1 minggu sekali. Pembersihannya menggunakan larutan HCl 0.1 N (encer) dengan cara direndam selama 30 menit kemudian dibersihkan dengan air DI.
- Ketika tidak dipakai, elektroda utama bagian gelembung gelasnya harus selalu berada pada keadaan lembab. Oleh karena itu, penyimpanan elektroda disarankan selalu direndam dengan menggunakan air DA. Penyimpanan pada posisi kering akan menyebabkan membran gelas yang terdapat pada gelembung elektroda akan mudah rusak dan pembacaannya tidak akurat.
- Ketika disimpan, pH meter tidak boleh berada pada suhu ruangan yang panas karena akan menyebabkan sensor suhu pada alat cepat rusak.
Elektroda pembanding calomel terdiri dari tabung gelas yang berisi potassium kloride (KCl) yang merupakan elektrolit yang berinteraksi dengan HgCl diujung larutan KCl. Tabung gelas ini mudah pecah sehingga untuk menghubungkannya digunakan keramik berpori atau bahan sejenisnya. Elektroda semacam ini tidak mudah terkontaminasi oleh logam dan unsure natrium. Elektroda gelas terdiri dari tabung kaca yang kokoh dan tersambung dengan gelembung kaca yang tipis. Di dalamnnya terdapat larutan KCl yang buffer ph 7. Elektroda perak yang ujungnya merupakan perak kloride (AgCl2) dihubungkan ke dalam larutan tersebut. Untuk meminimalisir pengaruh elektrik yang tidak diinginkan, alat tersebut dilindungi oleh suatu lapisan kertas pelindung yang biasanya terdapat di bagian dalam elektroda gelas. Pada kebanyakan pH meter modern sudah dilengkapi dengan thermistor temperature, yakni suatu alat untuk mengkoreksi pengaruh temperature. Antara elektroda pembanding dengan elektroda gelas sudah disusun dalam satu kesatuan.
Pemeliharaan pH Meter
pH meter harus dirawat secara berkala untuk menjaga umur pakai dari alat tersebut.
Pemeliharaannya meliputi :
- Penggantian batere dilakukan jika pada layer muncul tulisan low battery
- Pembersihan elektroda bisa dilakukan berkala setiap minimal 1 minggu sekali. Pembersihannya menggunakan larutan HCl 0.1 N (encer) dengan cara direndam selama 30 menit kemudian dibersihkan dengan air DI.
- Ketika tidak dipakai, elektroda utama bagian gelembung gelasnya harus selalu berada pada keadaan lembab. Oleh karena itu, penyimpanan elektroda disarankan selalu direndam dengan menggunakan air DA. Penyimpanan pada posisi kering akan menyebabkan membran gelas yang terdapat pada gelembung elektroda akan mudah rusak dan pembacaannya tidak akurat.
- Ketika disimpan, pH meter tidak boleh berada pada suhu ruangan yang panas karena akan menyebabkan sensor suhu pada alat cepat rusak.
Komentar
Posting Komentar