makalah tentang kaum dhuafa
Al- Qur’an surat Al- Baqarah ayat 177
dan
surat Al- Isra ayat 26- 27
tentang “Perintah
Menyantuni Kaum Dhuafa’’
SURAT AL BAQARAH AYAT 177
لَّيْسَالْبِرَّأَنتُوَلُّواْوُجُوهَكُمْقِبَلَالْمَشْرِقِوَالْمَغْرِبِوَلَـكِنَّالْبِرَّمَنْآمَنَبِاللّهِوَالْيَوْمِالآخِرِوَالْمَلآئِكَةِوَالْكِتَابِوَالنَّبِيِّينَوَآتَىالْمَالَعَلَىحُبِّهِذَوِيالْقُرْبَىوَالْيَتَامَىوَالْمَسَاكِينَوَابْنَالسَّبِيلِوَالسَّآئِلِينَوَفِيالرِّقَابِوَأَقَامَالصَّلاةَوَآتَىالزَّكَاةَوَالْمُوفُونَبِعَهْدِهِمْإِذَاعَاهَدُواْوَالصَّابِرِينَفِيالْبَأْسَاءوالضَّرَّاءوَحِينَالْبَأْسِأُولَـئِكَالَّذِينَصَدَقُواوَأُولَـئِكَهُمُالْمُتَّقُونَ
[Bukanlah
menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi
sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari kemudian,
malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya
kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang
memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta; dan (memerdekakan)
hamba sahaya, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang
menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam
kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang
benar (kebajikannya); dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa.]
potongan ayat pertama
Rasulullah SAW beserta kaum muslimin
mula-mula dalam shalatnya menghadap ke arah Masjidil Aqsha di Kota Baitul Maqdis
selama 16 bulan. Kemudian pada tahun 2 H I 224 M turunlah perintah Allah supaya
dalarn shalat tidak lagi menghadap ke arah Masjidil Aqsha melainkan ke arah
Ka'bah. Pemindahan kiblat ini dipersoalkan oleh kaum ahli kitab, maka
terjadilah perdebatan yang panjang sampai memuncak antara kaum ahli kitab dan
kuam muslimin.
Kaum ahli kitab memandang bahwa shalat
dengan menghadap kepada selain kiblat mereka (Baitul Maqdis) tidak akan
diterima oleh Allah,
Sementara kaum muslimin memandang
bahwa shalat itu tidak akan diterima oleh Allah kecuali dengan menghadap
Ka'bah, yaitu kiblat Nabi Ibrahim leluhur para Nabi. Ditengah-tengah perdebatan
itulah lalu ayat dimuka turun dalam rangka menjelaskan bahwa menghadapkan wajah
ke arah kiblattertentu bukanlah suatu kebajikan yang dimaksud dalam agama,
karena kiblat ifu semata-mata untuk memelihara kesadaran bagi orang yang shalat
bahwa ia sedang bermunajat kepada Tuhannya, berdoa semata-mata kepada-Nya
dengan benar-benar berpaling dari segala sesuafu selain Dia. Di samping ifu,
kiblat merupakan :
1. simbolkesatuan umat dalam satu
tujuan
2. sarana untuk membiasakan orang-orang
yang shalat agar selalu bersatu dalam
segala urusan yang menyangkut
kepentingan dan tujuan bersama
3. sarana untuk menyatukan langkah di
kalangan mereka.
Potongangan ayat kedua
Berdasarkan ayat di muka, yang dimaksud
dengan 'AI Birru" (kebajikan)
adalah segala sesuatu yang dapat
mendekatkan kepada Allah, yang terdiri dari
iman, amal shaleh dan akhlaqul karimah.
Selanjutnya ayat di muka merinci
kebajikan itu sebagai berikut :
1. Beriman
kepada Allah, dan inilah yang merupakan dasar dan sumber segala kebajikan.
Tentu saja Iman kepada Allah itu tidak akan terwujud jika tidak disertai dengan
kemantapan hatibeserta sikap tunduk dan patuh kepada Allah, sehingga tidak satu
pun nikmat yang dapat membuat timbulnya sikap kufur, dan tidak satu pun ujian
dan bencana yang membuat timbulnya sikapkeluh kesah.
2. Beriman kepada hari akhir. Iman yang
kedua ini menimbulkan kesadaran bahwa di sana akan ada kehidupan lain yang di
dalamnya tidak ada lagi tuntutan untukberamal, bekerja dan berkarya, melainhan
yang ada hanyalah perhifungan amal beserta pembalasannya. Dengan iman yang
kedua ini manusia diharapkan agar selalu berhati-hati dalam beramal dan
berbuat, dan tidak berlebihan dalam menaruh harapan kepada segala kenikmatan
duniawi yang bersifat sementara ini.
3. Beriman kepada para malaikat. Iman
yang ketiga ini merupakan dasar keimanan kepada wahyu, terutusnya para Nabi,
dan hari akhir. Mengingkari adanya para malaikat berarti juga mengingkari
ketiga hal tersebut, karena malaikat pembawa wahyu itulah yang atas izin Allah
menyampaikan pengetahuan kepada seorang Nabi tentang segala urusan agama.
4. Beriman kepada kitab-kitab samawi.
Iman yang keempat ini mendorong timbulnya kepatuhan terhadap segala perintah
dan larangan yang terkandung di dalamnya. Karena orang yang sudah yakin bahwa
sesuaru itu baik dan bermanfaat pasti akan terdorong untuk melakukannya, dan
sebaliknya : orang yang sudah yakin bahwa sesuatu itu jelek dan berbahaya pasti
akan terdorong untuk menjauhi dan meninggalkannya.
5. Beriman kepada para Nabi. Iman yang
kelima ini mendorong timbulnya keinginan untuk mengiluti pefunjuk-petunjulrrya,
dan meneladani segala prilakunya, akhlaknya maupun sikap santunnya.
6. Memberikan harta yang dicintai
kepada :
a. Sanak kerabat yg membutuhkan
santunan; mereka' inilah yang paling berhak untuk disantuni. Karena manusia itu
atas dasar fitrahnya sendiri pasti ikut menderita jika melihat kondisi
kemiskinan di kalangan sanak kerabatnya, lebih-lebih jika salah satu di antara
mereka meninggal dunia atau menghilang.
Dengan demikian, maka orang yang hidup
dalam kondisi yang mapan, lalu suka rnemutuskan hubungan dengan sanak kerabatnya
dan enggan membanfu mereka, berarti ia melanggar agama dan fitrahnya sendiri.
Karena itu dalam sebuah Hadits disebutkan :
" Sedekahmu kepada orang-orang
lslam (pahalanya) satui, tetapi kepada sanak
kerabatmu pahalanya dua" .
Sebab bersedekah kepadasanakkerabat ifu
berarti melakukan dua macam amal shaleh : bersedekah itu sendiri dan mempererat
hubungan famili.
b. Anak yatim; karena anakyang hidup
dalam kondisi miskin lantaran tidak punya ayah dan tidak punya penghasilan itu
sangat membutuhkan kepedulian dan santunan dari orang-orang yang mampu, agar ia
tidak semakin buruk kondisinya dan salah asuhan. Jika kondisinya seperti itu
dibiarkan, maka dikhawatirkan kelak menjadi orang yang berbahaya bagi dirinya
sendiri dan bagi masyarakat luas.
c. Orang miskin; yaitu orang yang
lemah,dalam usaha untuk mencukupi dirinya sendiri.
d. Musafir yg memerlukan pertolongan;
artinya musafir yang tidak bertujuan untuk berbuat maksiat atau melakukan
tindak kejahatan.
e. Pengemis; yaitu orang yang terpaksa
mengemis lantaran amat sangat miskin, bukan lantaran malas bekerja dalam
kondisi masih kuat bekerja.
f . Upaya untuk memerdekakan budak;
jika dikembangkan lagi maka kebajikan yang satu ini meliputi pemberian santunan
kepada para pekerja yang diperas oleh majikannya, terutama pekerja wanita dan
anak-anak.
7. Mendirikan shalat dalam arti
mengerjakannya dengan cara yang sebaik-baiknya, dan terutna menghayati rahasia
maknanya dengan diwujudkan dalarn bentukmenerapkan nilai-nilai akhlqul karimah
dan mencegah diri dari berbuat fahsya' (keji) dan munkar.
8, Menunaikan zakat. Kebajikan yang
satu dalam Al Qur'an selalu dirangkai
dengan shalat, karena shalat itu
merupakan lembaga pendidikan jiwa, sedangkan harta merupakan teman pelipur
jiwa. Oleh karena itu, mengorbankan harta untuk kepentingan agama dan umat
merupakan salah satu sendi pokok dari segala kebajikan, sehingga para sahabat
pada masa I{halifah Abu Bakar menyepakati ketentuan hukurm bahwa pam
pembangkang zakat wajib ditumpas.
9. Menepati janji; baik janji kepada
Allah maupun janji kepada sesame manusia dalam urusan yang diridlaioleh Allah.
1O. Bersabar dalam kesempitan,
penderltaan, dan dalam peperangan.
Ketiga kondisi ini dikhususkan bukan
berarti selain dalam kondisi tersebuttidak perlu kesabaran. Orang yang mampu bersabar
dalam ketiga kondisi itu tenfunya akan lebih bersabar lagi dalam kondisi yang
lain.
.Kesempitan artinva mengalami krisis
ekonomi. Jika krisis ekonomi itu sudah demikian parah, maka kebanyakan orang
yang mengalaminya mudah menjadi kafir.
.Penderitaan artinya menderita sakit.
Jika sakit itu sudah demikian parah, maka biasanyai menyebabkan orang yang
mengalaminya menjadi lemah akhlaknya dan mudah putus asa.
.Sementara dlrm kondisi peperangan
kebanyakan bisa menimbulkan sikap pengecut kemudian lari tunggang langgang
meninggalkan medan pertempuran. Orang lebih suka mencari musuh, tetapi ketika
musuh sudah datang dan siap menyerbu ternyata lari ketakutan.
Demikian ini menurut ajaran Islam tergolong dosa besaryang
sejajar dengan syirik.Kemudian pada_ akhir ayat di muka
ditegaskan bahwa mereka yang mampu menerapkan nilai-nilai kebajikan tersebut di
atas dikualifikasikan sebagai orang-orang yang benar imannya, dan
dikualifikasikan pula sebagai orang-orang yang bertaqwa.
Isi
Kandungan
Yang
dimaksud denagn kebaikan pada surah Al Baqarah Ayat 177 ini adalah beriman
kepada Allah, hari akhir, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan
senantiasa mewujudkan keimanannya di dalam kehidupan sehari-hari.
Contoh-contoh
dari perbuatan baik tersebut antara lain sebagai berikut.
a. Memberi harta yang dicintainya kepada karib kerabat yang membutuhkannya.
b. Memberikan bantuan kepada anak yatim.
c. Memberikan harta kepada musafir yang membutuhkan.
d. Memberi harta kepada orang-orang yang terpaksa meminta-minta.
e. Memberikan harta untuk memerdekakan hamba sahaya.
f. Memjalankan ibadah yang telah diperintahkan Allah denagn penuh keikhlasan
g. Menunaikan zakat kepada orang yang berhak menerimanya sebagaimana yang
a. Memberi harta yang dicintainya kepada karib kerabat yang membutuhkannya.
b. Memberikan bantuan kepada anak yatim.
c. Memberikan harta kepada musafir yang membutuhkan.
d. Memberi harta kepada orang-orang yang terpaksa meminta-minta.
e. Memberikan harta untuk memerdekakan hamba sahaya.
f. Memjalankan ibadah yang telah diperintahkan Allah denagn penuh keikhlasan
g. Menunaikan zakat kepada orang yang berhak menerimanya sebagaimana yang
tersebut
dalam surah At Taubah Ayat 60.
h. Menepati janji bagi mereka yang mengadakan perjanjian.
Akan tetapi, terhadap janji yang bertentangan dengan hokum Allah
(syariat islam) seperti janji dalam perbuatan maksiat, maka janji itu tidak boleh (haram) dilakukan.
Nilai amal shaleh sangat erat kaitannya denagn iman. Sebaliknya, amal saleh bila tidak didasari dengan iman (bukan karena Allah), maka dosa itu tidak bias ditebus dengan amal saleh sebesar apapun sehingga perbuatan-perbuatan baik yang telah dilakukan tidaka akan bernilai (pahala) dan sia-sia. Al Quran dalam hal ini menyatakan sebagai berikut.
h. Menepati janji bagi mereka yang mengadakan perjanjian.
Akan tetapi, terhadap janji yang bertentangan dengan hokum Allah
(syariat islam) seperti janji dalam perbuatan maksiat, maka janji itu tidak boleh (haram) dilakukan.
Nilai amal shaleh sangat erat kaitannya denagn iman. Sebaliknya, amal saleh bila tidak didasari dengan iman (bukan karena Allah), maka dosa itu tidak bias ditebus dengan amal saleh sebesar apapun sehingga perbuatan-perbuatan baik yang telah dilakukan tidaka akan bernilai (pahala) dan sia-sia. Al Quran dalam hal ini menyatakan sebagai berikut.
a. Orang yang mati dalam kekafiran akan dihapus amalannya.
b. Orang-orang yang musyrik akan dihapus amalannya.
c. Amal perbuatan orang0orang kafir akan sia-sia.
d. Orang kafir akan ditimpakan siksa di dunia dan di akhirat.
e.
Orang kafir dan musyrik akan dimasukkan ke dalam neraka.
f. Orang yang tidak beriman kepada akhirat hanya mendapatkan kehidupan dunia saja.
f. Orang yang tidak beriman kepada akhirat hanya mendapatkan kehidupan dunia saja.
Bacaan
Surah Al Isra Ayat 26-27
(٢٦)
وَءَاتِذَاٱلۡقُرۡبَىٰحَقَّهُۥوَٱلۡمِسۡكِينَوَٱبۡنَٱلسَّبِيلِوَلَاتُبَذِّرۡتَبۡذِيرًا
إِنَّٱلۡمُبَذِّرِينَكَانُوٓاْإِخۡوَٲنَٱلشَّيَـٰطِينِۖوَكَانَٱلشَّيۡطَـٰنُلِرَبِّهِۦكَفُورً۬ا (٢٧)
إِنَّٱلۡمُبَذِّرِينَكَانُوٓاْإِخۡوَٲنَٱلشَّيَـٰطِينِۖوَكَانَٱلشَّيۡطَـٰنُلِرَبِّهِۦكَفُورً۬ا (٢٧)
Artinya :
(26) “Dan berikanlah kepada
keluarga-keluarga yang dekat akan haknya ; kepada orang miskin dan orang yang
dalam perjalanan; dan janganlah kamu menhamburkan (hartamu) secara boros. (27)
Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara setan dan setan itu
sangat ingkar kepada tuhannya. “ (QS Al Isra: 26-27)
Isi Kandungan
Pada ayat 26, dijelaskan bahwa selain berbakti, berkhidmat, dan menanamkan kasih sayang, cinta, dan rahmat kepada orang tua, ita pun hendaknya memberi bantuan kepada kaum keluarga yang dekat karena mereka paling utama dan berhak untuk ditolong.
Allah memerintahkan manusia untuk berbakti dan berbuat baik tidah hanya kepada orang tua saja, namun masih harus berbuat baik kepada tiga golongan lain,yaitu:
a. Kepada kaum kerabat
b. Kepada orang miskin
c. Kepada orang terlantar
Pada ayat 27, Allah mengingatkan bahwa betapa buruknya sifat orang yang boros. Mereka dikatakan sebagai saudara setan karena suka mengikuti dan sanagt penurut kepadanya. Orang yang boros bermakna orang yang membelanjakan hartanya dalam perkara yang tidak mengandung ketaatan.
Pada ayat 26, dijelaskan bahwa selain berbakti, berkhidmat, dan menanamkan kasih sayang, cinta, dan rahmat kepada orang tua, ita pun hendaknya memberi bantuan kepada kaum keluarga yang dekat karena mereka paling utama dan berhak untuk ditolong.
Allah memerintahkan manusia untuk berbakti dan berbuat baik tidah hanya kepada orang tua saja, namun masih harus berbuat baik kepada tiga golongan lain,yaitu:
a. Kepada kaum kerabat
b. Kepada orang miskin
c. Kepada orang terlantar
Pada ayat 27, Allah mengingatkan bahwa betapa buruknya sifat orang yang boros. Mereka dikatakan sebagai saudara setan karena suka mengikuti dan sanagt penurut kepadanya. Orang yang boros bermakna orang yang membelanjakan hartanya dalam perkara yang tidak mengandung ketaatan.
Penerapan
Sikap dan Perilaku
Pencerminan terhadap Surah Al Isra
ayat 26-27 dan Al Baqarah Ayat 177 dapat melahirkan perilaku,antara lain
sebagai berikut.
1. Bekerja dengan tekun untuk mencari nafkah demi keluarga.
2. Suka menabung dan tidak pernah berlaku boros meskipun memiliki banyak harta.
3. Menjauhi segala macam kegiatan yang sia-sia dan menghabiskan waktu percuma.
4. Suka bersedekah, khusunya terhadap orang yang kekurangan dimulai dari keluarga dan tetangga terdekat.
5. Mempelajari ilmu agama dan mengamalkan dalam kehidupan sehari-hari.
1. Bekerja dengan tekun untuk mencari nafkah demi keluarga.
2. Suka menabung dan tidak pernah berlaku boros meskipun memiliki banyak harta.
3. Menjauhi segala macam kegiatan yang sia-sia dan menghabiskan waktu percuma.
4. Suka bersedekah, khusunya terhadap orang yang kekurangan dimulai dari keluarga dan tetangga terdekat.
5. Mempelajari ilmu agama dan mengamalkan dalam kehidupan sehari-hari.
Komentar
Posting Komentar