manfaat mikroorganisme
Beberapa
manfaat mikroorganisme yang dapat diambil antara lain sebagai berikut:
Bidang
pertanian
Dalam bidang pertanian, mikroorganisme dapat digunakan
untuk peningkatan kesuburan tanah melalui fiksasi N2, siklus
nutrien, dan peternakan hewan. Nitrogen bebas merupakan komponen terbesar
udara. Unsur ini hanya dapat dimanfaatkan oleh tumbuhan dalam bentuk nitrat dan
pengambilan khususnya melalui akar. Pembentukan nitrat dari nitrogen ini dapat
terjadi karena adanya mikroorganisme. Penyusunan nitrat dilakukan secara
bertahap oleh beberapa genus bakteri secara sinergetik.
Dalam Dwidjoseputro (2005) dijelaskan bahwa ada
beberapa genera bakteri yang hidup dalam tanah (misalnya Azetobacter,
Clostridium, dan Rhodospirillum) mampu untuk mengikat molekul-molekul
nitrogen guna dijadikan senyawa-senyawa pembentuk tubuh mereka, misalnya
protein. Jika sel-sel itu mati, maka timbullah zat-zat hasil urai seperti CO2 dan
NH3 (gas amoniak). Sebagian dari amoniak terlepas ke udara dan
sebagian lain dapat dipergunakan oleh beberapa genus bakteri (misalnya Nitrosomonas dan Nitrosococcus)
untuk membentuk nitrit. Nitrit dapat dipergunakan oleh genus bakteri yang lain
untuk memperoleh energi daripadanya. Oksidasi amoniak menjadi nitrit dan
oksidasi nitrit menjadi nitrat berlangsung di dalam lingkungan yang aerob.
Peristiwa seluruhnya disebutnitrifikasi. Pengoksidasian nitrit menjadi
nitrat dilakukan oleh Nitrobacter.
Proses
nitrifikasi ini dapat ditulis sebagai berikut:
2NH3 + 3O2 Nitrosomonas,
Nitrosococcus 2HNO2 + 2H2O + energi
2HNO2 + O2 Nitrobacter 2HNO3 +
energi
Selain itu, mikroorganisme ini juga dapat digunakan
sebagai agen pembusuk alami, yang akan mendekomposisi sampah-sampah organik
menjadi materi inorganik sehingga dapat mengurangi kuantitas sampah,
menyuburkan tanah dan dapat menjadi sumber nutrisi bagi tumbuhan (Anonim a,
2006). Seorang peneliti dari Amerika Serikat yaitu Waksman telah
menemukan mikroorganisme tanah yang menghasilkan streptomisin, yaitu
bakteri Streptomyces (Dwidjoseputro, 2005).
Peran lain mikroba dalam bidang pertanian antara lain
dalam teknologi kompos bioaktif dan dalam hal
penyediaan dan penyerapan unsur hara bagi tanaman(biofertilizer). Kompos
bioaktif adalah kompos yang diproduksi dengan bantuan mikroba lignoslulotik
unggul yang tetap bertahan di dalam kompos dan berperan sebagai agensia hayati
pengendali penyakit tanaman. Teknologi kompos bioaktif ini menggunakan mikroba
biodekomposer yang mampu mempercepat proses pengomposan dari beberapa bulan
menjadi beberapa minggu saja. Mikroba akan tetap hidup dan aktif di dalam
kompos, dan ketika kompos tersebut diberikan ke tanah, mikkroba akan berperan
untuk mengendalikan organisme.
Dalam hal penyediaan dan penyerapan unsur hara bagi
tanaman(biofertilizer), aktivitas mikroba diperlukan untuk menjaga
ketersediaan tiga unsur hara yang penting bagi tanaman antara lain, Nitrogen
(N), fosfat (P), dan kalim (K). Kurang lebih 74% kandungan udara adalah N.
Namun, N udara tersebut harus ditambat oleh mikroba dan diubah bentuknya
terlebih dahulu agar bisa langsung dimanfaatkan oleh tanaman. Mikroba penambat
N ada yang hidup bebas dan ada pula yang bersimbiosis. Mikroba penambat N
simbiotik antara lain :Rhizobium sp yang hidup di dalam bintil akar
tanaman kacang-kacangan (leguminose ). Mikroba penambat N
non-simbiotik misalnya: Azospirillum sp danAzotobacter sp.
Mikroba penambat N simbiotik hanya bisa digunakan untuk tanaman leguminose
saja, sedangkan mikroba penambat N non-simbiotik dapat digunakan untuk semua
jenis tanaman.
Mikroba tanah lain yang berperan dalam penyediaan
unsur hara adalah mkroba pelarut unsur fosfat (P) dan kalium (K). Kandungan P
yang cukup tinggi (jenuh) pada tanah pertanian kita, sedikit sekali yang dapat
digunakan oleh tanaman karena terikat pada mineral liat tanah. Di sinilah peran
mikroba pelarut P yang melepaskan ikatan P dari mineral liat dan menyediakannya
bagi tanaman. Banyak sekali mikroba yang mampu melarutkan P, antara lain: Aspergillus sp, Penicilliumsp, Pseudomonas sp
dan Bacillus megatherium. Mikroba yang berkemampuan tinggi
melarutkan P, umumnya juga berkemampuan tinggi dalam melarutkan K.
Mikroba
sebagai agen biokontrol. Mikroba yang dapat mengendalikan hama
tanaman antara lain: Bacillus thurigiensis (BT), Bauveria bassiana , Paecilomyces fumosoroseus, dan Metharizium anisopliae . Mikroba ini mampu menyerang
dan membunuh berbagai serangga hama. Mikroba yang dapat mengendalikan penyakit
tanaman misalnya: Trichoderma sp yang mampu mengendalikan
penyakit tanaman yang disebabkan oleh Gonoderma sp, JAP (jamur
akar putih), dan Phytoptora sp. Beberapa biokontrol yang
tersedia di pasaran antara lain: Greemi-G, Bio-Meteor, NirAma, Marfu-P dan
Hamago.
Komentar
Posting Komentar