klasifikasi dan morfologi rajungan kepiting
Kepiting
Rajungan
Klasifikasi
dan Morfologi
Kingdom
: Animalia
Filum
: Artropoda
Sub
filum : Mandibulata
Kelas
: Crustacea
Sub
kelas : Malacostraca
Ordo
: Decapoda
Sub
ordo : Brachyura
Famili
: Portunidae
Genus
: Portunus
Spesies
: Portunus pelagicus
Ciri-ciri morfologi kepiting rajungan (Portunus
pelagicus) adalah sebelah kiri dan kanan karapaksnya terdapat duri yang
besar. Duri-duri sisi belakang matanya berjumlah sembilan buah (termasuk duri
besar). Rajungan jantan karapaksnya berwarna dasar biru ditaburi bintik-bintik
putih yang beraneka ragam bentuknya. Sedangkan yang betina berwarna dasar hijau
kotor dengan bintik-bintik seperti jantan (Soim, 1994)
Menurut Afrianto dan Liviawaty
(1992) pada bagian perut (dada) kepiting jantan umumnya organ kelamin berbentuk
segitiga yang sempit dan agak meruncing dibagian depan, sedangkan organ kelamin
kepiting betina berbentuk segitiga yang relatif lebar dan dibagian depannya
agak tumpul (lonjong).
Mirzads’s Blog
Just
another WordPress.com weblog
Pengemasan
Daging Rajungan Pasteurisasi dalam Kaleng
1.
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Negara Indonesia dikenal sebagai
negara bahari dimana wilayah lautnya mencakup tiga perempat luas Indonesia atau
5,8 juta km2 dengan garis pantai sepanjang 81.000 km, sedangkan luas
daratannya hanya mencapai 1,9 juta km2. Wilayah laut yang sangat
luas tersebut mengandung sumber daya alam perikanan yang sangat berlimpah
(Bahar 2004), salah satunya adalah kepiting. Kepiting yang ada di Perairan Indo
Pasifik lebih dari 234 jenis dan sebagian besar yaitu 124 jenis ada di Perairan
Indonesia. Jenis kepiting yang populer sebagai bahan makanan dan mempunyai
harga yang cukup mahal adalah Scylla serrata,
dan jenis lain yang tidak kalah penting di pasaran adalah Portunus pelagicus yang biasa
disebut rajungan (Bahar 2004).
Rajungan
(Portunus pelagicus) merupakan kepiting laut yang banyak terdapat di
Perairan Indonesia yang biasa ditangkap di daerah Gilimanuk (pantai utara
Bali), Pengambengan (pantai selatan Bali), Muncar (pantai selatan Jawa Timur),
Pasuruan (pantai utara Jawa Timur), daerah Lampung, daerah Medan, dan daerah
Kalimantan Barat. Rajungan telah lama diminati oleh masyarakat baik di dalam
negeri maupun luar negeri, oleh karena itu harganya relatif mahal. Manfaat
rajungan sebagai bahan pangan berupa daging rajungan kaleng yang berkualitas
tinggi dan memiliki protein cukup tinggi (Suwignyo 1989).
Pengalengan daging rajungan ini
menggunakan teknologi pengolahan secara pasteurisasi, yaitu suatu proses
pengolahan yang mengoptimalkan proses termal sehingga dapat membunuh sebagian
besar mikroba yang bersifat patogen tapi tidak semua mikroba dan biasanya
menggunakan suhu di bawah 1000C. Tahapan proses pengalengan rajungan
biasanya meliputi penerimaan, sortasi, pengecekan akhir bahan baku,
pencampuran, pengisian daging, penimbangan, penutupan kaleng, pengkodean,
pasteurisasi, pendinginan, pengemasan atau pengepakan, penyimpanan dingin, dan
pengangkutan (Moeljanto 1992).
Praktek lapang ini mempelajari proses
pengemasan dan penyimpanan produk akhir daging rajungan kaleng pada PT. Mina
Global Mandiri, Purwakarta-Jawa Barat. Pengemasan disebut juga pembungkusan,
pewadahan atau pengepakan, dan merupakan salah satu cara pengawetan produk
hasil perikanan, karena pengemasan dapat memperpanjang umur simpan produk.
Pengemas adalah wadah atau pembungkus yang dapat membantu mencegah atau
mengurangi terjadinya kerusakan-kerusakan pada bahan yang dikemas. Sebelum
dibuat oleh manusia, alam juga telah menyediakan kemasan untuk bahan pangan.
Dalam dunia modern seperti sekarang ini, masalah kemasan menjadi bagian
kehidupan masyarakat sehari-hari, terutama dalam hubungannya dengan produk
pangan. Ruang lingkup bidang pengemasan saat ini juga sudah semakin luas, dari
mulai bahan pengemas yang sangat bervariasi hingga model atau bentuk dan
teknologi pengemasan yang canggih dan menarik.
Pada pengalengan daging rajungan menggunakan
kaleng plat timah. Menurut Julianti dan Nurminah (2007), plat timah (tin plate) adalah bahan yang
digunakan untuk membuat kemasan kaleng, terdiri dari lembaran baja dengan
pelapis timah. Kelebihan dari tin plate adalah
mengkilap, kuat, tahan karat dan dapat disolder. Fungsi paling mendasar dari
kemasan adalah untuk mewadahi dan melindungi produk dari kerusakan-kerusakan,
sehingga lebih mudah disimpan, diangkut dan dipasarkan.
Secara umum fungsi pengemasan pada
bahan pangan adalah :
(1) mewadahi produk selama distribusi dari produsen hingga
konsumen,
(2) melindungi dan mengawetkan produk seperti melindungi dari
sinar ultraviolet, panas, kelembaban udara, oksigen, benturan, kontaminasi dari
kotoran dan mikroba yang dapat merusak dan menurunkan mutu produk, (3) sebagai
identitas produk, dalam hal ini kemasan dapat digunakan sebagai alat komunikasi
dan informasi kepada konsumen melalui label yang terdapat pada kemasan,
(4) meningkatkan efisiensi, misalnya : memudahkan
penghitungan (satu kemasan berisi 10, 1 lusin, 1 gross dan sebagainya), (5)
memudahkan pengiriman dan penyimpanan, (6) menambah daya tarik calon pembeli,
(7) sarana informasi dan iklan, (8) serta memberi kenyamanan bagi pemakai.
Di samping fungsi-fungsi di atas,
kemasan juga mempunyai peranan penting dalam industri pangan,yaitu : pengenal
identitas produk, penghias produk, piranti monitor, media promosi, media
penyuluhan atau petunjuk cara penggunaan dan manfaat produk yang ada
didalamnya, bagi pemerintah kemasan dapat digunakan sebagai usaha perlindungan
konsumen, dan bagi konsumen kemasan dapat digunakan sebagai sumber informasi
tentang isi atau produk.
Kemasan juga mempunyai sisi hitam
karena sering disalahgunakan oleh produsen untuk menutupi kekurangan mutu atau
kerusakan produk, mempropagandakan produk secara tidak proporsional atau
menyesatkan sehingga menjurus kepada penipuan atau pemalsuan. Pengemasan bahan
pangan juga dapat menambah biaya produksi, dan ada kalanya biaya kemasan dapat
jauh lebih tinggi dari harga isinya. Untuk produk yang dikonsumsi oleh kelompok
konsumen yang mengutamakan pelayanan, maka hal ini tidak menjadi masalah, akan
tetapi untuk produk-produk yang dikonsumsi oleh masyarakat umum maka biaya
pengemasan yang tinggi perlu dihindari. Biaya pengemasan utama sekitar 10-15%
dari biaya produk dan biaya kemasan tambahan sekitar 5-15% dari biaya produk.
Produk akhir pengalengan daging
rajungan pasteurisasi yang telah dikemas membutuhkan ruang penyimpanan yang
dilengkapi dengan mesin pendingin untuk mempertahankan mutu produk sebelum
produk diekspor. Ikan termasuk rajungan mengalami penurunan mutu dengan cepat
dan waktu penyimpanan akan singkat jika ikan tidak ditangani dan disimpan
secara tepat (Ranoemiharjo dan Soeyanto 1991). Penerapan teknologi refrigerasi
(suhu rendah) pada dunia usaha perikanan atau industri perikanan sangat
menguntungkan. Beberapa keuntungan tersebut antara lain: memperpanjang operasi
pabrik pengolahan karena dapat menghimpun stok bahan baku pada waktu musim
panen raya dan memperpanjang waktu penyimpanan dan memperluas jaringan
distribusi (Ilyas 1983). Oleh karena itu perlu adanya pembahasan lebih lanjut
mengenai pengemasan dan penyimpanan produk akhir pada pengalengan daging
rajungan pasteurisasi.
1.2 Tujuan
Tujuan dari pelaksanaan praktek
lapang ini adalah untuk menambah pengetahuan, pengalaman dan wawasan mahasiswa
dibidang pengolahan hasil perikanan. Sedangkan tujuan khususnya adalah:
1) Sebagai salah satu
syarat untuk menyelesaikan pendidikan S1 pada Departemen Teknologi Hasil
Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.
2) Mengetahui dan
mempelajari kegiatan usaha perikanan di
PT. Mina Global Mandiri,
Purwakarta-Jawa Barat.
3) Menambah wawasan
mahasiswa dibidang pengemasan dan penyimpanan produk akhir khususnya pengalengan
daging rajungan pasteurisasi.
2.TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Klasifikasi dan Deskripsi Rajungan (Portunus pelagicus)
Klasifikasi lengkap dari Rajungan menurut Suwignyo (1989)
adalah sebagai berikut:
Kingdom : Animalia
Sub Kingdom : Eumetazoa
Grade : Bilateria
Divisi : Eucoelomata
Section : Protostomia
Filum : Arthropoda
Kelas : Crustacea
Sub Kelas : Malacostraca
Ordo : Decapoda
Sub Ordo : Reptantia
Seksi : Brachyura
Sub Seksi : Branchyrhyncha
Famili : Portunidae
Dapusnya mana?
BalasHapus